HUBUNGAN KEBERSIHAN ADALAH SEBAGIAN DARIPADA
IMAN DENGAN HYGIENE DAN SANITASI.
A. Definisi.
1.
Definisi Higiene
Kata Higiene berasal dari Bahasa Yunani "hygieine" (artinya
healthfull = sehat), seorang nama dewi kesehatan Yunani (Hygieia).
Beberapa definisi Higiene adalah:
Higiene adalah seluruh kondisi atau tindakan untuk meningkatkan kesehatan (a
condition or practice which promotes good health). Higiene adalah
tindakan-tindakan pemeliharaan kesehatan (the maintanance of healthfull
practices). Higiene adalah ilmu yang berkaitan dengan pencegahan penyakit dan
pemeliharaan kesehatan (the sciene concerned with the prevention of illness and
maintanance of health).
Pengertian higiene saat ini terkait teknologi mengacu kepada kebersihan
(cleanliness). Higiene juga mencakup usaha perawatan kesehatan diri (higiene
personal), yang mencakup juga perlindungan kesehatan akibat pekerjaan.
2. Definisi
Sanitasi
Sanitasi adalah usaha pencegahan penyakit dengan cara menghilangkan atau
mengatur faktor-faktor lingkungan yang berkaitan dengan rantai perpindahan
penyakit tersebut.
Terkait makanan, sanitasi didefinisikan sebagai penerapan atau pemeliharaan
kondisi yang mampu mencegah terjadinya pencemaran (kontaminasi) makanan atau
terjadinya penyakit yang disebabkan oleh makanan (foodborne illness atau
foodborne disease).
Jadi dalam hal ini sanitasi ditujukan kepada
lingkungannya, sedangkan hygiene ditujukan kepada orangnya.
Sanitasi : Usaha kesehatan prevenif yang menitikberatkan kegiatan kepada usaha
kesehatan lingkungan hidup manusia.
Hygiene : Usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan kegiatannya kepada
usaha kesehatan individu, maupun usaha kesehatan pribadi hidup manusia.
B. Kebersihan adalah sebagian daripada iman.
Kebersihan adalah penampilan fisik jasmani,
sementara iman adalah tertanam dalam hati sebagaimana hadis Rasulullah saw :
“ Iman, adalah keyakinan yang tertanam dalam
hati, dan dibuktikan dengan perilaku nyata”.
Sehingga kebersihan adalah perwujudan nyata
dari sekian perwujudan iman. Dan kebersihan adalah duta sekaligus juru bicara
iman.
“Kebersihan
adalah sebagian dari (cabang) keimanan.” (H.R Muslim no: 223)
Yang
dikehendaki dengan keimanan, menurut ath-Thaibi dalam hadits di atas adalah
‘cabang keimanan’. Dari jumlah cabang iman yang begitu banyak, bersuci adalah
salah satunya. Pemahaman ath-Thaibi didasarkan pada sebuah hadits yang menaytakan
“Keimanan itu berjumlah lebih dari tujuh puluh cabang”. Lebih jelasnya,
at-Thaibi menuturkan, kebersihan lahir merupakan tanda akan kebersihan batin.
Kondisi yang tampak (lahir) merupakan cerminan dari yang tidak tampak (batin).
Jika membersihkan anggota lahir dapat mensucikan dari najis dan hadats, begitu
pula kebersihan batin (dengan cara bertaubat) akan dapat menghantarkan pada
kekuatan Iman kepada Allah. Karena alas an inilah, Allah merangkai taubat
dengan kebersihan dalam Firman-Nya:
C. إن الله يحب التوابين ويحب المتطهرين (البقرة: 222)
“Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dang menyukai orang-orang yang
mensucikan diri.” (Q.S Al-Baqarah: 222)
Al-Ghazali
memaparkan empat tingkatan dalam kebersihan.
· Yang pertama adalah kebersihan anggota
lahir dari hadats dan kotoran-kotoran. Tingkat pertama ini adalah batas minimal
yang harus dimiliki oleh setiap orang yang akan mengerjakan ibadah shalat.
· Tingkat kedua adalah kebersihan
anggota tubuh dari dosa dan kejahatan.
· Ketiga, kebersihan hati dari
akhlak tercela dan sifat-sifat yang dimurkai.
· keempat, kebersihan sir (hati)
dari selai Allah.
Keempatnya dianggap sama pentingnya
dalam ajaran agama Islam. Namun demikian, dalam pandangan al-Ghazali dan para
tasawwuf lainnya, tingkat keempat ini merupakan puncak dari berbagai tingkatan
kebersihan yang ada di dalam Islam. Kebersihan hati sangatlah penting. Karena
dengan hati yang bersih seseorang akan mudah tergerak untuk melakukan kebaikan.
Oleh karena itu, kebersihan hati merupakan dasar segala perbuatan baik yang
paling harus menjadi prioritas.
C. Hubungan antara hygiene dan sanitasi dengan
semboyan kebersihan adalah sebagian
daripada iman.
Kebersihan diyakini
dalam hai bahwa kebersihan adalah hal yang benar dan dibuktikan lewat perbuatan
dengan menjaga kebersihan diri, makanan, maupun lingkungan dan ilmu yang mempelajari
kebersihan tersebut adalah ilmu hygiene dan sanitasi.
Maka hubungan
antara slogan tersebut dengan hygiene dan sanitasi adalah bahwa kebersihan
merupakan factor penting dari iman manusia dan higiene dan sanitasi adalah ilmu
yang berisi tentang cara-cara untuk menciptakan dan menjaga kebersihan
tersebut. Oelh karenanya keduanya berhubungan timbal balik.